Insiden Keributan di Peresmian Gedung Sekretariat AKSI: Momen Memalukan di Acara Resmi

Media Buser Presisi

Media Buser Presisi
Ungkap Fakta Melalui Berita

Berita Terkini

Api Berhasil Dipadamkan Kadis BPBD Mohd Asbi Serta Kabid Perlindungan Jaminan Sosial Dampingi pj Bupati Agara Taufik ST.M.SI Serahkan Bantuan Masa Panik Korban Kebakaran 2024

Buserpresisi ll Kuta Cane AcehTenggara, Laporan kejadian kebakaran,Waktu kejadian: Hari Sabtu Tanggal 7 Desember 2024 Pukul 18.1...

Postingan Populer

Selasa, 27 Agustus 2024

Insiden Keributan di Peresmian Gedung Sekretariat AKSI: Momen Memalukan di Acara Resmi


Peresmian Gedung Sekretariat Asosiasi Kuwu Seluruh Indramayu (AKSI) pada Senin, 26 Agustus 2024, yang dihadiri oleh para kuwu se-Kabupaten Indramayu, berakhir dengan insiden keributan yang mengecewakan. Acara tersebut, yang dijadwalkan dimulai pada pukul 10.00 WIB, awalnya berjalan lancar dengan hiburan organ tunggal sambil menunggu kedatangan Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina.

Namun, setelah pengguntingan pita oleh Plt Kadis DPMD, Drs. H. Jajang Sudrajat, dan para Kabid, situasi mulai memanas. Kuwu Sebastian (nama samaran) menjelaskan, “Rombongan Dinas DPMD yang dipimpin oleh Plt Kadis Jajang Sudrajat datang pada pukul 11.00 WIB dan melanjutkan acara hingga sholat Dhuhur. Karena Bupati tidak bisa hadir, Plt Kadis mewakili beliau dalam acara ini.”

Sayangnya, ketegangan mulai meningkat setelah acara formal selesai. Hiburan organ tunggal berlanjut, dan situasi menjadi kacau ketika seorang kuwu dan pengunjung mulai berjoged di panggung. “Terjadi keributan antara pengunjung, yang kebetulan adalah pemuda terminal, dengan beberapa kuwu. Ketidakjelasan mengenai apa yang dipermasalahkan menambah keruh suasana,” ujar Kuwu Sadom, yang juga menghadiri acara tersebut.

Kekacauan ini diperburuk oleh konsumsi alkohol. Sebelumnya, terdapat chat di grup kuwu yang meminta iuran untuk membeli miras dan sawer bagi penyanyi dangdut. Beberapa botol minuman beralkohol yang dibeli ternyata tidak dikonsumsi oleh semua kuwu, yang memicu konflik antara mereka dan pengunjung. Alkohol memicu adu ego dan ketegangan di atas panggung, yang akhirnya berujung pada keributan.

Insiden ini menjadi sorotan, terutama mengingat peran penting kuwu sebagai teladan bagi masyarakat. Kejadian ini menggambarkan bagaimana situasi dapat dengan cepat berubah menjadi chaos ketika pengaturan dan etika acara tidak dijaga dengan baik. Semoga ke depan, peristiwa seperti ini tidak terulang dan semua pihak dapat lebih mematuhi tata tertib dalam setiap acara resmi.
(Wira Hadiyono)

0 comments:

Posting Komentar