Banda Aceh – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program strategis nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai daerah, Polri menghadirkan dapur presisi yang tidak hanya memasak, tetapi juga memastikan setiap hidangan memenuhi standar gizi dan keamanan pangan.
Program MBG mendapat sambutan hangat dari para siswa. Sultan Muhammad Rizaldi, pelajar SMAN 1 Banda Aceh, mengaku senang setiap kali menerima paket makan siang dari program tersebut. Baginya, menu sederhana berupa nasi, ayam goreng, sayur, tempe, tahu, sup, dan buah jeruk sudah cukup untuk membuatnya bersemangat menjalani aktivitas sekolah. “Alhamdulillah, ini menu favoritku,” katanya penuh gembira.
Tak hanya Sultan, ribuan siswa lain di Banda Aceh juga turut merasakan manfaat program ini. Mulai dari jenjang TK hingga SMA, tercatat 3.365 siswa di 14 sekolah kini mendapat asupan makan siang bergizi secara rutin. Ghufran, siswa SMPN 1 Banda Aceh, menyebut program ini membuat tubuhnya lebih bertenaga saat belajar di siang hari. “Biasanya saya lemas, tapi setelah ada MBG jadi lebih segar,” ujarnya.
Di balik lancarnya program ini, terdapat peran penting SPPG Polri yang setiap hari menyiapkan ribuan porsi makanan. Di Polda Aceh, misalnya, dapur SPPG dipimpin oleh Ermadini Harsa. Ia bersama 47 personelnya mulai bekerja sejak tengah malam untuk menyiapkan 3.300 porsi makanan yang kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan, mulai dari pemilahan bahan, pengolahan, hingga pengecekan kualitas makanan.
Menurut Ermadini, standar mutu selalu dijaga ketat. Setiap bahan makanan diperiksa ulang, meski sudah dipasok oleh perusahaan penyedia. Daging ayam, sayuran, hingga bumbu dapur dicek kesegarannya agar layak konsumsi. “Kita harus pastikan semua sesuai kebutuhan dan kualitasnya baik, misalnya ayam segar 300 kilogram dan wortel 115 kilogram setiap hari,” jelasnya.
Selain pengolahan, aspek keamanan pangan juga menjadi perhatian. Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Aceh menugaskan tim khusus untuk memastikan tidak ada bahan berbahaya seperti formalin, sianida, maupun boraks dalam makanan. “Kami ingin menjamin makanan aman dikonsumsi dan benar-benar sehat,” kata Iptu Fauzan, anggota Tim Security Food SPPG.
Program MBG ini bukan hanya soal pemenuhan gizi, tetapi juga bagian dari strategi nasional menurunkan angka stunting. Satgas Pengawas SPPG Polda Aceh, Kombes Pol. Andy Nugraha Setiawan Siregar menegaskan bahwa seluruh proses dijalankan sesuai 24 Standar Operasional Prosedur (SOP). “Prinsip kami, siap sarana, siap SDM, siap anggaran, dan siap operasional,” tegasnya.
Di tingkat pusat, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut kehadiran SPPG adalah realisasi kerja sama antara Polri dengan Badan Gizi Nasional (BGN). SPPG pertama kali dikembangkan di Pejaten dan Cipinang sebagai proyek percontohan sebelum diperluas ke daerah lain. Di Pejaten, bahkan tersedia kebun hidroponik untuk mendukung kemandirian pasokan bahan pangan.
Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo menambahkan, antusiasme polda-polda di Indonesia terhadap program ini sangat tinggi. Dari target awal 100 SPPG di tahun 2025, hingga Juli Polri telah berhasil membangun 139 SPPG. “Kami sudah menemukan polanya, tinggal memperluas cakupannya agar semakin banyak anak-anak Indonesia yang mendapat manfaat,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh dari Presiden dan Polri, program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi fondasi penting dalam membangun generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045. Gizi yang baik diyakini akan melahirkan sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di masa depan.
((Rahmat))
0 comments:
Posting Komentar