Diduga Permainkan Data Pinjaman, Oknum Debt Collector BRI Girian Dituding Persulit Nasabah

Media Buser Presisi

Media Buser Presisi
Ungkap Fakta Melalui Berita

Berita Terkini

Diduga Permainkan Data Pinjaman, Oknum Debt Collector BRI Girian Dituding Persulit Nasabah

Bitung, Media Buser Presisi – Seorang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Girian Kota Bitung, Suleman Ishak, mengaku diper...

Postingan Populer

Jumat, 25 April 2025

Diduga Permainkan Data Pinjaman, Oknum Debt Collector BRI Girian Dituding Persulit Nasabah

Bitung, Media Buser Presisi – Seorang nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Girian Kota Bitung, Suleman Ishak, mengaku dipersulit oleh oknum debt collector berinisial JS terkait pelunasan pinjamannya.

Kepada awak media Buser Presisi, Suleman menjelaskan bahwa dirinya telah mengambil pinjaman sebesar Rp100 juta dengan tenor lima tahun di BRI Unit Girian. Selama masa angsuran, Suleman mengklaim tidak pernah menunggak setoran.

Namun, hal mengejutkan terjadi saat ia mengonfirmasi sisa pinjamannya ke pihak bank. Menurut penuturan Suleman, ia merasa sisa pinjamannya tinggal sekitar Rp40 juta lebih. Namun, pihak bank justru menyebut bahwa sisa pinjaman mencapai lebih dari Rp90 juta.

“Saya kaget, karena saya merasa sudah membayar dengan lancar, tapi kenapa sisa pinjamannya masih sebesar itu?” ungkap Suleman yang berdomisili di Kelurahan Weru Satu, Kecamatan Girian, Bitung.

Pihak bank sempat memanggil Suleman ke kantor BRI untuk membahas hal tersebut. Menurut keterangan JS, oknum debt collector yang menangani angsuran Suleman, masih ada toleransi pemotongan jika ia yang memegang agunan.

Namun, dugaan permainan data pinjaman mencuat, terlebih ketika Suleman mengungkap bahwa usahanya sempat terdampak pandemi dan mengalami musibah kebakaran di Pasar Girian. Meski begitu, ia bersikukuh siap melunasi sisa utangnya yang ia yakini hanya sekitar Rp40 juta.

Setelah berita ini mencuat, awak media mencoba menghubungi JS via telepon. Ia hanya memberi tanggapan singkat: “Silakan datang ke kantor BRI Girian untuk membahasnya.”

Kasus ini menimbulkan tanda tanya besar soal transparansi dan etika dalam proses penagihan kredit, serta peran oknum yang diduga mempermainkan data demi keuntungan pribadi.

(Farid)

0 comments:

Posting Komentar