Buruh Serabutan dan Harapan Besar: Kisah Anak Mengidap Penyakit Langka yang Butuh Uluran Tangan

Media Buser Presisi

Media Buser Presisi
Ungkap Fakta Melalui Berita

Berita Terkini

Polisi Tangkap Pria Pembacok Juru Parkir di Pangkalpinang, Diduga karena Salah Paham

Pangkalpinang – Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Bukit Intan berhasil mengamankan seorang pria berinisial IP (30), warga Pangkalpinang...

Postingan Populer

Selasa, 03 Juni 2025

Buruh Serabutan dan Harapan Besar: Kisah Anak Mengidap Penyakit Langka yang Butuh Uluran Tangan

Indramayu (Buserpresisi.com) – Sudah lebih dari tiga tahun, pasangan Nursiti (35) dan Asandi hidup dalam kecemasan setiap hari. Anak kedua mereka harus berjuang melawan penyakit langka yang jarang terdengar: sindaktili dan polidaktili, kondisi yang membuat jari-jari dan tulang-tulangnya menyatu dan bertambah jumlahnya secara tidak normal.

Dari rumah sederhana di Gang 4 Karangampel, Nursiti dengan suara penuh haru bercerita, "Anak saya sudah tiga tahun lebih menderita penyakit ini. Kami sangat ingin ia sembuh, tapi masalah biaya jadi penghalang utama." Pengobatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menjadi harapan, tapi ongkos transportasi dan perawatan sangat membebani mereka.

Sang suami, Asandi, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan, mengaku pasrah. "Saya hanya bisa berusaha sebisanya, tapi penghasilan saya terbatas," katanya lirih.

Meski demikian, mereka masih menyimpan harapan. "Kami berharap ada donatur yang bisa membantu secara tulus agar anak kami bisa mendapatkan pengobatan yang layak," harap Nursiti dengan mata berkaca-kaca.

Kasus ini menggambarkan betapa beratnya perjuangan keluarga yang menghadapi keterbatasan ekonomi dan akses kesehatan. Meski penyakit sindaktili dan polidaktili tidak mengancam nyawa secara langsung, dampaknya pada kualitas hidup sangat besar. Operasi rekonstruksi menjadi satu-satunya jalan untuk memberikan kehidupan lebih baik bagi anak mereka.

Mari kita bantu wujudkan harapan kecil keluarga ini. Bantuan sekecil apa pun akan sangat berarti untuk masa depan sang buah hati yang kini masih terbelenggu penyakit langka. (Wira)

0 comments:

Posting Komentar