Bangka Tengah | Investigasi Khusus –
Sebuah temuan mengejutkan mencuat di Desa Jeruk, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah. Berdasarkan laporan eksklusif dari salah satu jejaring investigasi yang enggan disebutkan namanya demi alasan keamanan, terungkap adanya dugaan gudang penyimpanan barang berharga yang dikaitkan dengan Big Bos AON, salah satu tersangka utama dalam kasus mega korupsi tata niaga timah yang merugikan negara hingga Rp 300 triliun.
Informasi yang diperoleh tim investigasi menyebutkan, gudang tersebut terletak di kawasan pergudangan milik pengusaha lokal berinisial ASN, tidak jauh dari area pemakaman umum Sentosa 2.
Pada Senin sore, 3 November 2025, sekitar pukul 17.00 WIB, saksi mata melihat dua kendaraan mencurigakan mendatangi gudang tersebut — sebuah Toyota Innova Reborn warna silver berpelat B 15XX WFT, dan Avanza hitam dengan pelat B (nomor tak diingat sumber).
Beberapa pria berbadan tegap keluar dari kedua mobil itu dan memperkenalkan diri sebagai anggota Satgas Halilintar. Mereka langsung masuk ke area gudang dan menyatakan tempat tersebut telah disita.
Menurut keterangan sumber, para anggota Satgas Halilintar menutup rapat pintu gudang dari dalam. Aktivitas di dalamnya berlangsung hingga sekitar pukul 22.00 WIB, sebelum akhirnya gudang itu dikunci dengan satu gembok berwarna silver.
Namun yang lebih menggemparkan adalah pengakuan sumber soal isi gudang tersebut.
"Di bawah tumpukan karung lada, ada tumpukan timah balok (ingot) jumlahnya sangat fantastis, diperkirakan mencapai 700 ton," ungkap sumber kepada tim investigasi.
Belum dapat dipastikan apakah jumlah itu termasuk keseluruhan isi gudang atau hanya timah baloknya saja. Sumber juga mengaku tak berani mendekat karena area sudah dijaga ketat selama proses penyitaan.
Gembok Dipotong, Satgas Pergi — Gudang Kembali 'Hidup'?
Kejanggalan muncul ketika pada Rabu, 12 November 2025, sekitar pukul 14.30 WIB, sebuah mobil double cabin hitam berpelat B 90XX TBD datang ke lokasi yang sama. Tiga orang di dalamnya terlihat memotong gembok gudang menggunakan gergaji besi, lalu mengganti dengan dua gembok baru.
Aksi itu dilakukan cepat dan tergesa-gesa, tanpa pengamanan apa pun di sekitar lokasi.
"Tidak ada papan penyitaan, tidak ada penjagaan. Setelah mereka pergi, hanya tersisa bekas potongan gembok lama di depan pintu gudang," tutur sumber, yang menyampaikan laporannya dengan nada pelan namun meyakinkan.
Aroma Lada, Jejak Lama, dan Pertanyaan Publik
Tim investigasi juga menemukan fakta menarik: gudang ini telah tidak beroperasi lebih dari satu tahun. Meski demikian, warga sekitar kerap mencium aroma lada yang menyengat setiap kali beberapa truk keluar dari area tersebut.
Dari hasil penelusuran di lapangan, tim investigasi menemukan sebuah gembok terbuang di depan pintu, dengan bekas sayatan gergaji besi — indikasi kuat adanya aktivitas pembukaan paksa.
Publik kini bertanya-tanya:
Mengapa Satgas Halilintar yang mengaku menyita gudang tersebut tidak meninggalkan plang penyitaan resmi?
Mengapa isi gudang yang disebut mengandung barang berharga tidak diamankan ke kantor kejaksaan atau kepolisian terdekat?
Siapa sebenarnya pihak yang datang kembali dan mengganti gembok lama dengan yang baru?
Tim investigasi awak media akan terus menelusuri keberadaan dan kepemilikan gudang misterius ini, serta mendalami keterkaitan antara AON dan dugaan penyimpanan timah ilegal berskala besar di Bangka Tengah.
Kejadian ini menambah daftar panjang teka-teki seputar jejaring bisnis gelap di balik mega skandal timah Rp 300 triliun — yang hingga kini masih mengguncang kepercayaan publik terhadap penegakan hukum di Negeri Serumpun Sebalai.
(HR/TIM)


0 comments:
Posting Komentar